Selasa, 23 September 2014

C. Istihadhah



C.    Istihadhah

1.      Definisi Istihadhah

Istihadhah adalah darah yang keluar dari rahim yang paling dekat, pada selain masa haidh dan nifas. (Ta’lîq al-Yâqût an-Nafîs halaman 29).

Darah istihadhah disebut juga darah rusak, yaitu darah yang keluar dari rahim yang paling dekat. Hal ini berbeda dengan haidh, karena haidh keluar dari rahim yang paling jauh. Selain itu, darah istihadhah keluar pada masa selain masa haidh dan nifas. Artinya, darah istihadhah adalah darah selain darah haidh dan nifas. Dengan demikian, semua darah yang tidak dihukumi haidh dan nifas adalah darah istihadhah yang mana darah ini nantinya juga akan menyandang hukum tersendiri sebagaimana keterangan yang akan datang.

2.      Dalil Tentang Istihadhah

عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَبِي حُبَيْشٍ أَنَّهَا كَانَتْ تُسْتَحَاضُ, فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وآله وسلم: إذَا كَانَ دَمُ الْحَيْضِ فَإِنَّهُ دَمٌ أَسْوَدُ يُعْرَفُ, فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ فَأَمْسِكِي عَنْ الصَّلاَةِ فَإِذَا كَانَ الآخَرُ فَتَوَضَّئِي وَصَلِّي فَإِنَّمَا هُوَ عِرْقٌ.

Fathimah binti Abi Hubaisy Ra. pernah mengalami istihadhah, lalu Nabi Saw. bersabda kepadanya: “Jika itu darah haidh, maka warnanya adalah hitam yang tampak. Dan jika memang itu yang ada, maka tinggalkanlah shalat. Tetapi, bila (yang ada) itu adalah darah yang lain, maka ambillah wudhu dan kerjakanlah shalat karena itu hanyalah darah otot.” (Badzl al-Majĥûd Syarh Sunan Abi Dâwud juz 2 halaman 377).

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَبِي حُبَيْشٍ إلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وَآلِهِ وسلم فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إنِّي امْرَأَةٌ أُسْتَحَاضُ فَلاَ أَطْهُرُ, أَفَأَدَعُ الصَّلاَةَ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلهِ وسَلَّمَ: لاَ, إنَّمَا ذَلِكَ عِرْقٌ وَلَيْسَ بِالْحَيْضَةِ فَإِذَا أَقْبَلَتْ الْحَيْضَةُ فَاتْرُكِيْ الصَّلاَةَ فَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْك الدَّمَ وَصَلِّي.

Aisyah Ra. berkata bahwa Fathimah binti Abi Hubaisy Ra. datang kepada Nabi Saw. dan bertanya: “Wahai Rasul, saya sedang istihadhah karena itu aku tidak suci, maka haruskah aku meninggalkan shalat?” Rasulullah Saw. menjawab: “Tidak, karena itu hanyalah darah otot, bukan darah haidh. Maka, jika nanti datang darah haidh, tinggalkanlah shalat. Lalu jika kadar masa haidh sudah lewat, maka basuhlah darah darimu dan kerjakanlah shalat.” (Fath al-Bari juz 1 halaman 409).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar