J.
Bersentuhan
pada Anggota Badan Antara Pusar dan Lutut
Para ulama sepakat
diharamkannya menyetubuhi wanita yang haidh berdasarkan QS. al-Baqarah ayat 222
dan beberapa hadits. Menurut Imam asy-Syafi’i: “Barangsiapa menyetubuhi
istrinya pada saat haidh, maka ia telah melakukan dosa besar.” (Al-Majmû’
juz 1 halaman 291).
Begitu juga,
haram melakukan persentuhan pada anggota badan antara pusar dan lutut, berdasarkan
hadits:
عَنْ
حَرَامِ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ عَمِّهِ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم : مَا يَحِلُّ لِي مِنْ امْرَأَتِي وَهِيَ حَائِضٌ ؟ فَقَالَ : لَكَ مَا
فَوْقَ الْإِزَارِ.
Haram bin Hakim
dari pamannya Ra. berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang apa
yang halal bagiku dari istriku ketika haidh.” Nabi Saw. menjawab: “Anggota di
atas izar (sarung).” (HR. Abu Dawud dalam Talkhis al-Khabîr
juz 1 halaman 16).
عَنْ
عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَتْ إحْدَانَا إذَا كَانَتْ حَائِضًا
فَأَرَادَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُبَاشِرَهَا أَمَرَهَا أَنْ
تَتَّزِرَ ثُمَّ يُبَاشِرُهَا, قَالَتْ: وَأَيُّكُمْ يَمْلِكُ إرْبَهُ كَمَا كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَمْلِك إرْبَهُ.
Aisyah Ra. berkata:
“Ketika salah salah satu dari kita haidh dan Nabi Saw. menginginkan untuk
bersentuhan dengannya, maka beliau memerintahkan agar ia menggunakan izar. Baru
setelah itu Nabi menyentuhnya.” Aisyah kemudian berkata: “Siapa dari
kamu yang mampu menguasai hajatnya sebagaimana Nabi mampu menguasai hajatnya?”
(HR. Bukhâri no. 299 dan Muslim no. 293).
Para ulama berselisih
pendapat, apakah yang haram itu bersentuhan atau bersenang-senang. Sebagian
mereka berpendapat, yang haram adalah bersetuhan pada anggota badan antara
pusar dan lutut. Karena itulah, diharamkan memegang (anggota badan antara pusat
dan lutut) dengan tanpa adanya penghalang (alas) baik dengan syahwat atau
tidak, dan diperbolehkan melihat walaupun dengan syahwat. (Busyra al-Karîm
juz 1 halaman 51).
Dan sebagian yang
lain berpendapat, yang haram adalah bersenang-senang pada anggota badan antara
pusar dan lutut. Karena itulah, haram melihat dan memegang (anggota badan
antara pusar dan lutut) dengan tanpa adanya alas penghalang tapi dengan syarat
bila terjadi syahwat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar