Selasa, 23 September 2014

F. Membaca Al-Quran dengan Tujuan Membaca



F.    Membaca Al-Quran dengan Tujuan Membaca

Haram bagi wanita haidh dan nifas membaca al-Quran berdasakan hadits:

لاَ يَقْرَأُ الْجُنُبُ وَلاَ الْحَائِضُ شَيْئًا مِنْ الْقُرْآنِ.

“Orang yang junub dan haidh dilarang membaca sesuatu dari al-Quran.”

Keharaman membaca al-Qur'an ini, apabila telah memenuhi beberapa syarat di bawah ini:
1)      Membaca al-Quran dengan tujuan membaca saja atau tujuan membaca dan tujuan yang lain (misalnya dzikir). Maka, jika tidak ada tujuan membaca, seperti bertujuan dzikir, mauidzah, cerita, menjaga diri, membentengi diri dan tujuan-tujuan ini tidak disertai dengan tujuan membaca, maka hukumnya tidak haram. Seandainya ia tidak mempunyai tujuan sama sekali (mutlak), maka juga tidak haram.
2)      Membacanya dengan suara sekiranya dirinya sendiri mendengar. Karena itu, tidak diharamkan melantunkan bacaan al-Quran di dalam hati dengan tanpa menggerakkan lidah, begitu juga melihat mushaf dengan tanpa menggerakkan lidah. (Busyra al-Karîm juz 1 halaman 79).

Para ulama sepakat, bahwa diperbolehkan membaca tasbih, tahlil dan dzikir-dzikir yang selain al-Quran bagi wanita yang haidh dan nifas. (Al-Majmû’ juz 2 halaman 387

Tidak ada komentar:

Posting Komentar