F.
Membaca
Al-Quran dengan Tujuan Membaca
Haram bagi
wanita haidh dan nifas membaca al-Quran berdasakan hadits:
لاَ
يَقْرَأُ الْجُنُبُ وَلاَ الْحَائِضُ شَيْئًا مِنْ الْقُرْآنِ.
“Orang yang
junub dan haidh dilarang membaca sesuatu dari al-Quran.”
Keharaman
membaca al-Qur'an ini, apabila telah memenuhi beberapa syarat di bawah ini:
1)
Membaca al-Quran
dengan tujuan membaca saja atau tujuan membaca dan tujuan yang lain (misalnya dzikir).
Maka, jika tidak ada tujuan membaca, seperti bertujuan dzikir, mauidzah,
cerita, menjaga diri, membentengi diri dan tujuan-tujuan ini tidak disertai
dengan tujuan membaca, maka hukumnya tidak haram. Seandainya ia tidak mempunyai
tujuan sama sekali (mutlak), maka juga tidak haram.
2)
Membacanya
dengan suara sekiranya dirinya sendiri mendengar. Karena itu, tidak diharamkan
melantunkan bacaan al-Quran di dalam hati dengan tanpa menggerakkan lidah,
begitu juga melihat mushaf dengan tanpa menggerakkan lidah. (Busyra al-Karîm
juz 1 halaman 79).
Para ulama sepakat,
bahwa diperbolehkan membaca tasbih, tahlil dan dzikir-dzikir yang selain al-Quran
bagi wanita yang haidh dan nifas. (Al-Majmû’ juz 2 halaman 387
Tidak ada komentar:
Posting Komentar